Pengalaman Mengikuti Hackathon Festival Hingga Menjadi Juara
Membangun solusi digital bagi penguatan dan edukasi pengurangan risiko bencana alam di InaRISK Hackathon Festival 2021

Introduction
InaRisk Hackathon Festival merupakan Sebuah kegiatan yang memiliki tujuan untuk terciptanya ide dan aplikasi dari pada aktor pengembang aplikasi di Indonesia yang dapat dimanfaatkan atau dikembangkan menjadi suatu solusi yang dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk pengembangan InaRISK BNPB di tahun 2021 yang dibangun hanya dalam waktu 2 hari.
Dalam InaRISK Hackathon di bagi menjadi 2 kategori lomba yaitu Digital Solution dan Mobile Apps Competition. Peserta yang dapat mengikuti hackahton ini merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) dengan umur minimal 18 tahun dan maksimal 40 tahun serta tergabung dalam sebuah tim yang terdiri dari 3 orang anggota yang memiliki keahlian di bidang masing masing.
Informasi hackathon ini saya dapatkan dari group whatsapp alumni kampus. Walaupun belum memiliki ide dan tim namun saya memberanikan untuk mendaftarkan akun peserta terlebih dahulu. Ide dan tim saya fikirkan dan cari seiring berjalannya waktu. Dalam hackathon ini saya memilih untuk ikut dalam Mobile Apps Competition agar sesuai dengan kemampuan yang saya miliki.
Penemuan Ide
Tantangan dari penemuan ide ini adalah bagaimana menemukan cara yang efektif untuk membuat sebuah permainan untuk edukasi mitigas dan kesiapsiagaan bencana agar bisa masuk dalam kategori Mobile Apps Competition. Proses pencarian ide untuk mengikuti hackathon ini saya mulai dari mencari artikel, berita, dan youtube. Tinggal beberapa hari sebelum pendaftaran ide di tutup, saya mendapatkan ide setelah menonton video virtual reality di youtube. Sepertinya menarik jika edukasi resiko bencana alam menggunakan virtual reality.
Validasi Ide
Setelah ide berhasil ditemukan, kemudian saya memvalidasi ide yang didapatkan mulai dari sisi teknologi, ketersediaan konten, dan jenis resiko bencana apa yang akan saya fokuskan terlebih dahulu. Dari segi teknologi saya mulai mencari dan mencoba berbagai cara untuk membuat aplikasi virtual reality yang dapat berjalan di platform android.
Setelah mengetahui cara membuat aplikasi virtual reality dan kebutuhan teknologi yang diperlukan dan di rasa cukup. selanjutnya saya mencoba mencari dan mengumpulkan konten virtual reality yang berhubungan dengan edukasi kebencanaan.
Mendapatkan dukungan dari segi teknologi dan ketersediaan konten, kemudian saya memutuskan untuk fokus ke edukasi resiko bencana alam gempa bumi. Dengan pertimbangan karena wilayah Indonesia yang terletak di cicin api menjadikan Indonesia sangat rentang untuk terjadinya gempa bumi kapan saja. Dampak yang dapat ditimbulkan dari adanya gempa bumi antar lain jatuhnya korban jiwa yang di akibatkan kerusakan infrastruktur. Menurut data BMKG Sebanyak 8.264 kali gempa terjadi sepanjang tahun 2020 di Indonesia.
Berdasarkan validasi data diatas saya memutuskan untuk mengajukan ide membuat project aplikasi Earthquake Virtual Reality berbasis Android.
Pembentukan Tim
Persyaratan untuk mengikuti hackathon ini wajib memiliki tim dengan 3 anggota mengharuskan saya untuk mencari anggota yang memiliki kemampuan terutama di bidang teknologi. Beruntungnya saat itu saya bekerja di salah satu perusahaan pembuat software di jogja yaitu Layana menjadikan saya mudah untuk menemukan anggota tim yang bertalenta.
Saat jam makan siang saya menceritakan kegiatan hackathon ini ke teman kerja serta ide dan solusi yang bisa dilakukan dalam acara hackathon ini. Dari cerita saat jam makan siang ini saya membentuk tim dengan posisi yaitu :
dengan nama tim Layana Indonesia.
Nama Layana Indonesia di pilih sebagai bentuk terima kasih kepada perusahaan karena telah memberikan kesempatan kepada kami sebagai karyawan untuk mengikuti kegiatan hackathon ini.

Pendaftaran
Pendaftaran hackathon menyisakan 1 hari lagi sebelum di tutup namun saya belum membuat proposal sebagai persyaratan pendaftaran. Beruntungnya panitia hackathon memberi tambahan waktu 1 minggu lagi untuk pembuatan proposal ide bagi peserta yang sudah mendaftarkan diri sebagai peserta. Dari pertambahan waktu yang diberikan memberikan saya kesempatan untuk dapat membuat proposal ide menjadi lebih matang.
Pendaftaran proposal hackathon sudah berhasil dikirim tinggal menunggu waktu 1 minggu lagi untuk mendapatkan informasi peserta yang berhasil lolos untuk mengikuti inaRISK hackathon fest 2021. Tepat pada tanggal 14 juni 2021 saya mendapatkan email bahwa tim Layana Indonesia berhasil lolos shortlist Hackathon Fest 2021 bersama 5 tim lain dalam kategori Mobile Apps Competition.

Hackathon Day
Setelah melalui beberapa technical meeting untuk persiapan acara ini. Kegiatan hackathon dimulai pada tanggal 26 juni 2021 hingga 27 juni 2021. Hackathon di laksanakan secara online menggunakan gather sebagai tempat untuk bertemu dan diskusi dengan panitia serta tim lain. Setiap tim mendapatkan invitation github dari panitia hackathon sebagai media untuk berkolaborasi dalam membangun project.
Tim Layana Indonesia membuat project dengan menggunakan Android Studio untuk membuat aplikasi Earthquake Virtual Reality dengan bahasa pemrograman Kotlin dan arsitektur MVVM. Untuk desain aplikasi tim kami menggunakan Figma sebagai prototype project dan agar bisa berkolaborasi bersama tim.
Waktu terasa cepat berlalu, tenaga dan fikiran sudah dikerahkan untuk membangun ide yang telah di rancang. Kini kegiatan hackathon yang hanya berlangsung selama 2 hari akhirnya mendekati detik akhir. Setiap tim harus mengirimkan hasil project yang sudah dibangun sebelum jam 18:00 WIB melalui github yang sudah di invite sebelumnya oleh panitia.
Ketegangan di ruang virtual gather mulai terasa, setiap tim mulai panik dengan kendalanya masing masing. Support dari panitia cukup membantu untuk mengatasi masalah teknis saat mengirim project ke github dan memberikan tambahan waktu bagi peserta sampai jam 20:00 untuk memberikan penjelasan singkan tentang teknologi yang di gunakan dalam membangun project di ReadMe github.
Rasa panik langsung sirna digantikan perasaan lega disertai rasa bangga karena telah berahasil menyelesaikan tantangan dengan optimal dan tepat waktu. Kini tinggal menunggu hari untuk mempresentasikan project yang berhasil dibangun.
Presentasi Karya
Presentasi inaRISK Hackathon Fest 2021 dilaksanakan secara online pada hari Senin, 28 Juni 2021 via Zoom. Setiap peserta diberikan waktu sebanyak 5 menit untuk presentasi project dan 10 menit untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Juri. Sebelum melakukan presentasi peserta harus mengirimkan pitch deck yang nantinya akan dipresentasikan kepada juri.
Kini tiba waktunya untuk menjelaskan project yang sudah dibangun kepada juri. Setiap tim sudah diberikan jadwal untuk melakukan presentasi. Tim kami mendapatkan jadwal presentasi pada jam 14.45–15.00 WIB. Kebutuhan presentasi sudah dipersiapkan dari pagi, latihan menjelaskan ke juri sudah dilatih dari semalam. Kini tiba waktunya tim kami melakukan presentasi tentang project aplikasi Earthquake Virtual Reality. Juri terdiri dari beberapa orang dengan yang memiliki keahliannya dibidang masing.
Tim kami menawarkan solusi yang dapat memberikan edukasi kepada masyarakat dengan cara memvisualisasikan resiko dan dampak dari bencana gempa bumi melalui aplikasi virtual reality yang dapat di akses dari mana saja melalui smartphone milik masyarakat sehingga membuat pengguna merasakan pengalaman gempa bumi secara nyata. Kami menyediakan beragam video virtual reality yang dapat diakses sesuai keinginan pengguna. Ukuran aplikasi yang relatif kecil karena konten video dapat diakses secara online oleh pengguna.
Presentasi telah berhasil dilaksanan dengan lancar, tantangan sudah berhasil diselesaikan. Kini saat nya tinggal menunggu sembari berdoa dari usaha yang telah diupayakan.
Pengumuman Juara
Tepat pada tanggal 5 Juli 2021 hal yang ditunggu akhirnya tiba. Juara inaRISK Hackathon Festival 2021 diumumkan melalui media sosial oleh BNPB.

Dari hasil pengumuman diketahui hasil bahwa tim kami Layana Indonesia berhasil mendapatkan juara 2.

Peserta yang menjadi juara masih punya tantangan selanjutnya yaitu mengintegrasikan aplikasi yang peserta buat ke dalam aplikasi inRISK personal milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Aplikasi inaRISK personal dikembangan menggunakan framework Flutter. Agar dapat mengintegrasikan aplikasi yang peserta buat ke dalam aplikasi inaRISK personal peserta harus membuat ulang aplikasi menggunakan framework Flutter.
Celebration Day
Penyerahan hadiah kepada pemenang hackathon ini rencananya akan diselenggarakan di Ambon sekaligus memperingati bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB). Namun karena kesepakatan bersama dari seluruh peserta dan izin dari panitia dengan alasan satu dan lain hal maka acara celebration day dilaksanakan di Jakarta.

Celebration Day diadakan selama 2 hari di salah satu hotel di daerah Jakarta Pusat pada hari Jumat, 18 November 2021. Kegiatan ini di hadiri oleh anggota tim yang menjadi pemenang dari berbagai daerah. Kegiatan hari pertama celebration day ini meliputi sambutan dari panita dan penyelenggara InaRISK Hackathon Fest 2021, penyerahan hadiah ke pemenang, games keakraban, dan di tutup dengan sesi foto bersama.

Kegiatan di hari kedua seluruh peserta menghadiri undangan untuk berkunjung ke kantor GRAHA Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Kunjungan ini sekaligus menjadi penutup dari kegiatan Celebration Day InaRISK Hackathon Fest 2021.
Ucapan terima kasih banyak kepada penyelenggara dan panitia yang telah bertugas dalam kegiatan hackathon ini.
